Setelah satu due tige.... tahun tidak pernah ngeblog, hehehh... akhirnya bisa update lageh.
Okeh tema kali ini adalah bahas DROP SERVICE, lucu yah namanya. Kaget bener pas ada TikToker yang bahas soal ini. Bukan Drop Shipping atau Drop Order, tapi Drop Service. Jeng jeng jeng!
DROP SERVICE, WHAT?!
Okeh yang aku pahami soal drop service adalah menjadi perantara atau bahasa umumnya MAKELAR. Tetapi Drop Service ini istilah baru yang sedang hits akhir akhir ini apalagi di era pandemi. Sistemnya adalah, kamu pemilik usaha drop service yang menyediakan jasa desain kaos, nah ada klien nih yang minta dibikinkan kaos distronya seharga 1 juta per proyek. Nah, kamu ambil proyeknya dan lempar ke freelancer desain kaos dengan harga 500 ribu. Kamu untung 500 ribu deh! asik kan?
Lah kok enak?! gak kerja tapi kok untungnya 50% sendiri?!
Itu namanya NGURANGIN rejeki orang dong!
DROP SERVICE 💔 GAK KERJA, TAPI CARI UNTUNG
Terkadang dalam hatikuh yang berselimut lemak ini, aku berpikir (bukannya berpikir pake otak, tapi pake hati😂).
"Iya yah?, keknya jahat juga kita ngelempar kerjaan ke orang lain terus untungya bisa lebih dari 50% sendiri. Ih jahat banget gak sih?.
Tapi kalo dipikir pikir lagi, sepertinya usaha drop service begitu tidak mudah untuk menggaet pelanggan loh. Harus giat menawarkan jasanya sana sini, networking ke teman dekat, saudara, orang asing untuk meningkatkan popularitas. Membangun portfolio agar lebih dipercaya konsumen.
Ada yang perlu mengeluarkan modal dulu, seperti beriklan di beberapa platform seperti Google Ads dan Facebook Ads, Influencer, Selebgram. Harganya pun bisa mulai 20 ribu hingga 200 ribu perhari loh.
Yaaaak... sesungguhnya itu pengalaman pribadiku sih pas lagi ngiklan produk paint by number soobi Gagestudio Shop. Sehari aku ngiklan 50rebu dalam jangka waktu satu bulan😅bakar uang sebanyak itu heuheu.
Jadi menurutku ya sah sah saja pemilik bisnis drop service bisa ambil keuntungan lebih, karena modalnya pun besar untuk beriklan. Oleh karena itu baik pihak drop service dan orang ketiga (freelancer) sesungguhnya saling menguntungkan ya. Pihak drop service NGEPET muter sana sini cari pelanggan (marketing), dan freelancer mengerjakan proyeknya menjadi sebuah kolaborasi yang asique!.
Tapi memang ada hal hal yang perlu diperhatikan yaitu, KEPERCAYAAN. Membangun kepercayaan itu sangat sulit loh. Jadi antara pemilik bisnis drop service dan freelancernya harus saling terbuka satu sama lain, dan bisa dibantu dengan SURAT KONTRAK atau SURAT KERJA agar jika terjadi salah paham, bisa melihat reminder-nya di surat.
Ada beberapa cara:
Saling terbuka tentang pendapatannya, Drop Service= Mamang, freelancer= Jojon.
Mamang : "Eh ini ada proyek nih, harganya 1 juta. gue ntar ambil untung 500 rebu ye. Nah elu, 500rebu".
Jojon : "Ok ngabs!".
Pihak drop service sudah menanyakan harga/ pricelist jasa dari freelancer, atau sudah menawarkan harga jasa ke freelancer tersebut.
Mamang : " Lu bikin desain kaos gitu yang contohnya begini (nunjukin referensi) kira kira berapa yah ratenya?"
Jojon : "Oh, segini bang (nunjukin harga) tapi kalo detail bisa tambahin harganya ya?"
Mamang: "Ok ok paham gue, ntar gue kirimin yak DPnya!".
Pengalaman pribadi bekerja dengan teman (Drop Service)
Awalnya kita hanya rekan komunitas saja, tetapi akhirnya menjadi partner kerja, sebut saja Jonas. Jonas pemilik toko besar asal sulut, tidak hanya itu dia bekerja freelance sebagai content creator tiktok bertema motivasi bisnis. Jonas mengajak kami untuk bekerja sama untuk membuat ilustrasi, kebetulan dia memiliki banyak rekan bisnis dari kalangan atas. Jelas sekali networknya lebih luas dan eksklusif daripada kami. Di awal, Jonas sudah menjelaskan bagian yang kami dapat dan dia dapat, sepakatlah 40:60.
40% bagian Jonas, dan 60% bagian kami, jadi dari awal kami sudah terbuka. Karena kami berbagi keuntungan. Jonas bagian network dan cari proyek, kami bekerja sesuai permintaan. FAIR sekali! dan kami bersyukur, hingga saat ini masih banyak proyek yang kami kerjakan bersama.
Bagaimana cara untuk memulai bisnis Drop Service sendiri?
- Untuk tahap awal pastinya kamu membuat portfolio terlebih dahulu agar orang orang percaya dan mengenalmu
- Portfolio bisa dibikin sendiri, atau berkolaborasi dengan teman lintas profesi. Misal kamu mau usaha drop service yang berfokus pada pembuatan website, nah carilah teman yang bisa membuat website. Bisa kamu beli samplenya atau, kesepakatan.
- Ikutlah komunitas komunitas sesuai target market kamu, jika ingin drop service jasa pembuatan website bisa ke komunitas UMKM, Startup, dll.
- Branding diri, bangun kepercayaan dengan komunitasmu.
- Aktif di sosial media agar calon klien bisa lebih mengenalmu.
- Baiklah! kamu sudah siap untuk menawarkan jasamu.
- Buatlah kesepakatan yang TRANSPARAN dengan partner agar lebih nyaman dalam mengerjakan proyek.
Bagaimana freelancer mendapatkan partner Drop Service?
- Pastinya bangun portfolio terlebih dahulu, tunjukkan kamu adalah seorang profesional.
- Aktif di sosial media, show your talent!.
- Masuk ke komunitas lintas profesi.
- Bertemanlah dengan salah satunya.
- Ajaklah mereka untuk membantumu mempromosikan jasamu, dan pembagian upah yang transparan.
- Seperti jodoh, semua terjadi begitu saja hehe pokoknya perluas pergaulan dan komunitas.
Apa itu Drop Service? Apakah bisnis ini legal? | semoga artikel ini bisa memberikan sedikit wawasan untuk pembaca tentang bisnis drop service. Nah, bagaimana nih jadi tertarik untuk ikut memulai bisnis drop service? atau mencari partner? silahkan komentar dibawah ya :)
Tertarik dengan dunia freelancer? baca artikel saya yang lain>> Lulusan DKV Menjadi Freelancer VS Pekerja Kantoran
1 Komentar
Drop servicing is an innovative business model where you sell services to clients, outsource the work to freelancers or agencies, and profit from the price difference. It's completely legal as long as you operate transparently and deliver quality services to your clients. The key to success is finding reliable freelancers and ensuring excellent communication to maintain client trust. This model is appealing due to its low start-up costs and scalability, New York State Divorce Rules but ethical practices are crucial to building a sustainable business.
BalasHapus